Edisi 1826Edisi 1826
Refleksi Akhir Tahun (Mengikhlaskan Segala y xang Terjadi)
BOGOR INDOBERITA.WEB.ID.
Seperti diuraikan “Pekeling” sebelumnya tentang pentingnya melakukan refleksi di akhir tahun ini dengan merenung dan mengevaluasi diri perjalanan selama setahun kebelakang atau bahkan mungkin tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu hal yang dapat kita refleksikan adalah dengan mengihlaskan segala yang terjadi selama ini, karena dalam perjalanan hidup, tidak semua yang kita harapkan tercapai. Ada keberhasilan yang patut disyukuri dan kegagalan yang harus diterima dengan ikhlas.
Islam mengajarkan pentingnya sikap ikhlas sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT dan jalan untuk mendapatkan ketenangan hati. Ikhlas adalah menerima ketentuan Allah SWT tanpa keluhan, serta menjadikan segala amal dan perbuatan semata-mata untuk-Nya. Allah SWT berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Artinya: “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama” (QS. Al-Bayyinah: 5).
Sikap ikhlas melibatkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, baik atau buruk, adalah bagian dari takdir Allah SWT.
Mengikhlaskan segala yang terjadi dapat dilakukan dengan menerima ketentuan Allah
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya: “Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman bertawakal.” (QS. At-Taubah: 51).
Ayat ini mengajarkan bahwa menerima segala peristiwa sebagai bagian dari takdir Allah adalah wujud keimanan sejati.
Untuk mengikhlaskan segala yang terjadi dapat kita lakukan dengan bersyukur dan bersabar,
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ... إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya” “Sungguh menakjubkan perkara orang beriman. Segala urusannya adalah baik... Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya” (HR. Muslim).
Sikap ikhlas juga melibatkan muhasabah diri atas segala dosa dan kesalahan, serta memohon ampunan kepada Allah. Dengan kesadaran tersebut maka kita dapat menjalani kehidupan dengan hati yang tenang. Segala yang terjadi adalah takdir Allah, dan tugas kita adalah menerima dan memperbaiki diri untuk masa depan yang lebih baik.
Refleksi Akhir Tahun (Mengikhlaskan Segala y xang Terjadi)
BOGOR INDOBERITA.WEB.ID.
Seperti diuraikan “Pekeling” sebelumnya tentang pentingnya melakukan refleksi di akhir tahun ini dengan merenung dan mengevaluasi diri perjalanan selama setahun kebelakang atau bahkan mungkin tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu hal yang dapat kita refleksikan adalah dengan mengihlaskan segala yang terjadi selama ini, karena dalam perjalanan hidup, tidak semua yang kita harapkan tercapai. Ada keberhasilan yang patut disyukuri dan kegagalan yang harus diterima dengan ikhlas.
Islam mengajarkan pentingnya sikap ikhlas sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT dan jalan untuk mendapatkan ketenangan hati. Ikhlas adalah menerima ketentuan Allah SWT tanpa keluhan, serta menjadikan segala amal dan perbuatan semata-mata untuk-Nya. Allah SWT berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Artinya: “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama” (QS. Al-Bayyinah: 5).
Sikap ikhlas melibatkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, baik atau buruk, adalah bagian dari takdir Allah SWT.
Mengikhlaskan segala yang terjadi dapat dilakukan dengan menerima ketentuan Allah
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya: “Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman bertawakal.” (QS. At-Taubah: 51).
Ayat ini mengajarkan bahwa menerima segala peristiwa sebagai bagian dari takdir Allah adalah wujud keimanan sejati.
Untuk mengikhlaskan segala yang terjadi dapat kita lakukan dengan bersyukur dan bersabar,
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ... إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya” “Sungguh menakjubkan perkara orang beriman. Segala urusannya adalah baik... Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya” (HR. Muslim).
Sikap ikhlas juga melibatkan muhasabah diri atas segala dosa dan kesalahan, serta memohon ampunan kepada Allah. Dengan kesadaran tersebut maka kita dapat menjalani kehidupan dengan hati yang tenang. Segala yang terjadi adalah takdir Allah, dan tugas kita adalah menerima dan memperbaiki diri untuk masa depan yang lebih baik.
Posting Komentar